TELADAN
MENGELOLA KONFLIK DARI SEORANG KEPALA SEKOLAH
Oleh : Ahmad
Tri Sofyan

Mengelola
lembaga pendidikan termasuk di dalamnya sekolahan, membutuhkan suatu ilmu,
ketrampilan dan kesabaran. Apabila lembaga pendidikan dikelola secara
asal-asalan atau hanya sekedar rutinitas, maka kemungkinan besar lembaga
tersebut akan sulit berkembang dan pada saatnya nanti akan ditinggal oleh masyarakat.
Lembaga
pendidikan yang semakin besar, tantangannya juga tentu saja semakin besar dan
kompleks. Hal ini bisa diibaratkan
dengan pohon yang semakin tinggi maka
terpaan anginnya juga akan semakin besar . di dalamnya akan banyak masalah dan
konflik bermunculan silih berganti. Uniknya, seringkali tantangan itu tidak
hanya muncul dari luar, tapi juga dari
internal lembaga pendidikan tersebut..
Dalam
mengelola tantangan-tantangan yang ada termasuk mengelola konflik, diperlukan
seorang sosok pimpinan yang bijak, mengayomi semuanya dan mampu memecahkan
masalah secara baik dan tidak ada yang merasa dirugikan.
Sebagai seorang
pemimpin, kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Kepala sekolah harus aktif dan dinamis
sehingga dapat membimbing, mendorong dan mengajak para guru dan pegawai lainnya
untuk bekerja sama dalam proses mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bersama.
Upaya
menegakkan dan membangun sekolah sebagai sebuah organisasi kerja yang
menyenangkan tidaklah mudah, karena dalam manajemen pendidikan terutama di
dalam kehidupan sekolah, kepala sekolah
menghadapi sejumlah guru-guru yang memiliki berbagai macam kepentingan,
tingkah laku, gaya dan ide-ide serta perangai yang berbeda-beda dalam
menjalankan tugasnya.
Berbagai
keinginan ini lebih sering tidak sesuai dengan tujuan dan keinginan sekolah,
dan pada gilirannya hal ini akan menimbulkan persoalan yaitu ketidakselarasan
antara harapan guru dan tujuan sekolah, inilah yang menyebabkan timbulnya
konflik.
Pemimpin adalah pemegang keberhasilan sebuah lembaga yang
dipimpinnya. Baik buruknya, maju mundurnya lembaga tersebut tergantung
bagaimana seorang pemimpin mampu mengupayakan dan berperan sebagai seorang
figur yang diteladani dan dihormati. Dan profesionalisme adalah kunci dari
keberhasilan peran itu, pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang mampu
mempengaruhi perilaku individu-individu, untuk menunaikan tugasnya dalam rangka
memberikan arahan dan petunjuk. Dan oleh karena itu diperlukan suatu
ketrampilan tersendiri bagi seorang pemimpin dalam menangani dan memecahkan
sebuah konflik, baik konflik pribadi, konflik antar individu, maupun konflik
antar kelompok.
Beberapa
contoh kasus konflik yang muncul di sekolah tempat saya bekerja diantaranya
konflik yang terjadi antar guru, konflik wali murid dengan bendahara sekolah,
konflik antar penduduk sekitar dengan orang tua/ orang yang antar jemput murid,
konflik guru dengan pembuat kebijakan di sekolah.
Karena kepala
sekolah merupakan orang yang bertanggungjawab penuh atas berbagai hal yang
terjadi, maka beliau juga ikut terlibat dalam menyelesaikan masalah-masalah
yang terjadi termasuk konflik-konflik yang muncul sebagaimana penulis sebutkan
di atas.
Dalam menyelesaiakan konflik yang terjadi
antar dua orang atau antar kelompok, beliau menggunakan starategi-strategi
diantaranya : selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya dari kedua belah
pihak, mempertemukan dua orang yang berkonflik dan duduk bersama untuk
memecahkan konflik yang muncul, memberikan nasihat dan membuat keputusan yang
tidak merugikan kedua belah pihak, serta mengadakan acara yang bisa digunakan
sebagai ajang sambung rasa antar guru atau karyawan dengan pihak pimpinan.
Strategi-strategi
yang digunakan itu ternyata sukses dan bisa mendamaikan kembali antar dua orang
atau kelompok yang berkonflik. Dengan strategi itu pula, suasana yang ada di
sekolah semakin membaik dan meminimalisir terjadinya konflik berikutnya.
sumber gambar : dwisriyanti.blogspot.com