Rabu, 05 April 2017

Berusaha Menjadi Ayah Kebanggaan Anak



Sepi, tidak ada yang nggemesin, terasa ada yang kurang, dan tidak ada yang bikin tertawa karena ulah dan kelucuannya. Itulah sedikit gambaran ketika buah hati kami tidak ada di rumah. Anak perempuan yang telah Allah titipkan kepada kami benar-benar merupakan karunia yang sangat besar. Bagaiamana tidak? Karena pada kenyataannya tidak semua orang yang menikah lalu otomatis diberi amanah anak. Ada yang harus menunggu beberapa tahun bahkan puluhan tahun kemudian baru punya anak. Ada juga yang sampai usia tua tidak juga dikaruniai anak. Karena itu, nikmat adanya anak atau buah hati ini harus kita syukuri dengan sebaik-baiknya. Bagi yang saat ini masih menunggu karunia anak, saya do’akan semoga Allah memudahkan mengabulkannya.

Memang saya akui, saat istri mengandung harapan yang muncul dalam diri saya yaitu seorang anak laki-lakilah yang semoga akan lahir dan menjadi anak pertama kami. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Allah karuniakan kepada kami seorang anak perempuan. Kalau istri, sebetulnya tidak ada keinginan anak perempuan atau laki-laki yang penting bayinya sehat. Tapi saya berbeda dengan istri. Saya menginginkan memiliki anak laki-laki telebih dulu.

Meskipun keinginannya memiliki anak laki-laki terlebih dahulu sedangkan kenyataannya anak perempuanlah yang Allah takdirkan untuk lahir dan menemani kami, saya tetap merasa bahagia. Barangkali bisa dikatakan bahagianya belum 100 %. Tapi tetap sangat lebih banyak bahagianya daripada sedihnya. Apalagi, bayi yang diakndung oleh istri saya bisa lahir ke dunia ini dengan selamat dan tanpa operasi. Padahal, detik-detik menjelang persalinannya hampir saja istri saya menyerah dan dari pihak keluarga juga minta dioperasi saja.

Tiga hari sebelum anak perempuan ini lahir, istri harus sudah di rumah sakit dan berjuang untuk melahirkannya. Hal ini terjadi karena ketubannya sudah pecah terlebih dulu sehingga mengakibatkan istri harus berada di rumah sakit dan memulai perjuangannya untuk mengeluarkan bayi yang dikandungnya.



Ketika mengingat peristiwa itu, benar-benar jadi ingat akan keagungan Allah dan membuat saya seamakin bersyukur. Namun demikian, keinginan untuk memiliki anak laki-laki belum sepenuhnya hilang dari pikiran saya. Masih ada sisa-sisa meskipun sedikit. Efeknya, meskipun saya bahagia dengan kelahiran anak pertama ini, tapi belum memberikan kasih sayangnya secara total.

Kasih sayang yang belum total dari seorang ayah kepada anaknya ternyata dirasakan juga oleh istri saya. Kadangkala cuek dengan anak perempuan yang saya miliki dan sibuk dengan diri sendiri. Inilah sifat yang ada dalam diri saya  di awal-awal kelahiran Aira – panggilan untuk anak perempuan tersebut -. Melihat kondisi ini, istri saya berusaha menasehati dan meminta saya untuk sepenuhnya mencintai dan memberikan kasih sayang kepada Aira.

Dampak dari kurangnya kasih sayang seorang ayah kepada anaknya ternyata sangat membahayakan. Terliahat sekali hubungan yang kurang dekat antara anak dengan ayahnya.  Saat Aira menangis dan saya mendekat mencoba mendiamkan, ternyata semakin keras nangisnya. Saat saya mencoba mendekat untuk mengajak bermain, gantian ia yang cuek dan kurang peduli terhadap ayahnya ini. Hari-harinya lebih banyak bersama ibu dan kakek atau neneknya. Kurang dekatnya saya dengan Aira berlanjut sampai ia masuk di day care saat berusia 1 tahun.

Sedih juga rasanya, saat seorang anak tidak mau atau kurang dekat dengan ayahnya. Akhirnya, saya mencoba berubah secra perlahan. Memulai untuk lebih banyak mencurahkan kasih sayangnya secara total. Usaha ini ternyata berhasil. Saya sebagai ayah semakin mencintai Aira, demikian juga Aira tambah hari juga tambah dekat dengan ayahnya ini. ketika saya tidak ada di rumah istri saya menuturkan bahwa Aira sering memanggil “ayah... ayah.. “. Bahkan saat saya melakukan sesuatu misalnya menata buku di rak, Aira dengan semangatnya juga ikut nimbrung dan membantu menata buku di rak.



Sebagai ungakapan syukur atas kedekatan saya sebagai ayah dengan anak yang telah Allah titipkan ini, saya berusaha untuk merawat dan mencurahkan kasih sayangnya lebih banyak lagi. Membuatkan minum, mencuci bajunya, memandikan, dan memakaikan pakaian serta banyak meluangkan waktu untuk bermain dengannya adalah contoh dari usaha yang saya lakukan untuk lebih mendekatkan hubungan seorang ayah dengan anaknya.


Selain itu, saya juga berusaha untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya dan memberikan hadiah atau sesuatu yang ia senangi. Membelikan mainan, buku cerita bergambar, alat peraga pendidikan, baju, serta perlengkapan bayi yang lainnya. Kebutuhan akan barang-barang tersebut sangat besar dan selalu berkembang.

Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan anak, ada toko online yang bisa menjadi rujukan. Toko online yang saya maksud yaitu elevania. 

Di elevania, terdapat banyak barang yang berkualitas dan murah termasuk produk perlengkapan bayi. Banyak brand  terkenal yang sudah bekerjasama dengan elevenia. Selain perlengkapan bayi, elevenia juga menyediakan berbagai barang kebutuhan kita. Tentu saja barang-barangnya dijamin paling murah.


Selain harga murah, elevenia juga selalu memberikan promo. Misalnya promo yang saat ini diberikan oleh elevenia adalah LUCKY DRAW. Promo ini memberikan kita kesempatan untuk memutar "papan keberuntungan" dua kali dalam satu hari. Dari putaran ini kita akan mendapatkan hadiah-hadiah menarik dari elevenia. Namun promo ini dikhususkan untuk member elevenia. Jadi, jangan lupa untuk mendaftar menjadi member. Ayo buruan buka elevenia.co.id.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner